Akhir Dari Cinta Sepihak


Siang itu seperti biasanya, aku selalu melihatnya duduk di bawah pohon dekat perpustakaan. Dia selalu membaca buku disana, sambil sesekali melihat kesekelilingan hanya untuk mengecek apakah kelasnya sudah masuk. Aku yang selalu melihatnya secara diam-diam. Dan aku pun menyukainya secara diam-diam. Awalnya aku hanya sekedar mengagguminya, tapi perasaan itu semakin lama semakin kuat. Kemudian perasaan itu berubah menjadi cinta. Aku sadar ini hanyalah cinta sepihak, aku sangat menyadarinya. Tapi aku tetap tidak bisa untuk tidak mencintainnya. Walaupun dia tidak pernah sadar akan kehadiranku. Karena, dia sudah memiliki pujaan hatinya.
Yah, mau dikatakan apalagi. Aku tidak bisa memaksakan cinta. Mereka memang pasangan yang serasi. Dia sangat tampan, baik hati, dan juga pintar. Sedangkan pacarnya pun begitu cantik dan pintar. Aku tidak mungkin bisa menggantikan posisi cewek itu di hatinya. Aku tidak memiliki apapun, aku hanya memiliki hati yang begitu mencintainya. Aku tidak akan merusak hubungan mereka karena cintaku. Bagiku cinta tidak bisa dipaksakan. Walaupun aku hanya bisa mengubur cinta ini dihati ku. Aku rela, Aku benar-benar rela. Aku hanya bisa berharap suatu saat dia bisa melihat hatiku.
Hanya itu yang bisa kuharapkan. Lalu tiba-tiba aku dikejutkan oleh seseorang yang memegang pundakku. Ternyata dia adalah Rika.
“Aku telah memperhatikanmu sejak tadi” kata Rika.
“Benarkah??” jawab ku.
Rika lalu berdiri dihadapanku dan berkata “tentu saja, kamu kan selalu melakukannya setiap hari. Selalu melihatnya dari jauh”.
Aku menundukkan kepala, aku merasa malu sekali. Wajahku memerah dan aku hanya bisa berkata “Siapa??”.
“Siapa lagi kalau bukan, Rendy” kata Rika.
“Ah… Gak kok.. Aku gak sedang ngeliatin dia” jawabku.
“Angel, kamu gak usah berbohong. Aku tau kok, klo kamu suka  sama dia” kata Rika.
Dengan segera mungkin aku menjawab, “Kata siapa,? Gak kok, enggak.!!!”.
“Kamu tau gak satu hal?” kata Rika.
“Apa” kataku.
Rika pun menjawab, “Besok dia akan pindah ke Amerika. Jadi sebaiknya kamu, mengutarakan persaan kamu ke dia. Atau sebaiknya hapus saja rasa cintamu itu”.
Aku kaget, aku ingin sekali berkata “benarkah itu?”. Tapi bibir ini rasanya tidak bisa digerakkan. Aku kehilangan semua tenagaku. Sampai-sampai rasanya aku tidak sanggup lagi untuk berdiri. Lalu Rika meninggalkan aku, dia pergi menuju kelas. Aku tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutku. Aku hanya bisa memandanginya, memandangi Rendy lagi dari kejauhan. Tanpa kusadari air mataku menetes membasahi pipiku. Hati hancur ketika mengetahui dia akan pergi. Aku berpikir mungkin ini adalah terakhir kalinya aku bisa memandanginya, memperhatikannya dari sudut ini. Di kala aku sedang menangis, tiba-tiba aku melihat Rendy menutup bukunya. Lalu dia melihat kearahku. Aku kaget sekali, dalam hati aku berkata “Gawat dia melihatku”. Aku ingin segera pergi, tapi aku tidak memiliki tenaga untuk melakukannya. Aku hanya bisa tertunduk dan menghapus air mataku.
Setelah beberapa menit dia melihatku, dia pun berdiri dan berjalan kearahku. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan, kenapa dia menuju kesini. Aku meyakinkan hatiku, aku berkata dia tidak mungkin dan tidak akan menemuiku. Apa yang harus aku lakukan jika dia benar-benar menemuiku. Aku pun menunduk, karena tidak ingin melihatnya berjalan menuju kearahku. Aku harap dia tidak menemuiku. Tapi kali ini harapanku tidak terkabulkan. Rendy menyapaku. Aku kaget dan mengangkat kepalaku. Aku melihatnya, dia tersenyum kepadaku. Senyuman yang manis sekali.
“Angel, apa yang kamu lakukan disini?” kata Rendy.
“Mmmmm.. Aku.. Aku.. Aku hanya..” Jawabku.
“Hanya apa?? Hanya memandangiku dari jauh lagi?” kata Rendy.
Aku terkejut mendengar perkataanya, ternyata dia sudah mengetahuinya. Dia hanya berpura-pura tidak melihat. Aku tidak sanggup mengatakan apapun lagi. Muka ku bertambah merah karena malu. Lalu Rendy pun berkata lagi, “Aku sudah mengetahuinya sejak awal, kamu selalu memandangi aku dari sini. Dan itu kamu lakukan setiap hari, aku rasa kamu menyukaiku. Kamu tidak perlu menjawabnya, kamu tau tidak kenapa aku selalu duduk di bawah pohon ini”. Aku tidak mampu mengatakan apapun jadi aku hanya menggelengkan kepala pertanda aku tidak tahu. Aku sudah merasa benar-benar malu, rasanya aku hampir pingsan mendengarkan perkataannya.
“Aku selalu duduk di bawah pohon itu, karena aku tahu kamu pasti akan datang untuk melihatku. Dan aku menyukai itu, aku suka saat kamu memandangi aku dari kejauhan” kata Rendy.
Aku benar-benar akan pingsan, atau aku hanya mimpi. Dia tidak mungkin berkata seperti itu. Dia pasti salah orang. Ketika aku akan mengatakan sesuatu,  tiba-tiba dia mendekatkan mulutnya ketelinga ku dan berkata “Aku menyukaimu”. Setelah mengatakan itu dia langsung pergi. Aku hampir mati mendengarkan ucapannya itu. Napas ku terhenti, aku merasa seakan-akan aku terbang. Aku bahagia sekali. Aku melihat kearahnya, tapi aku hanya melihat sosoknya yang semakin lama semakin jauh. Tapi, apa gunanya pernyataan tadi. Karena besok dia juga akan pergi meninggalkan aku. Ini sungguh tidak adil, aku baru saja bahagia. Kenapa semua harus hilang dengan begitu cepat.
Teng.. Teng.. Teng..
Bel tanda pulang berbunyi. Aku pun beranjak ke kelas untuk mengambil tasku dan segera pulang. Ketika aku memasuki kelas, kelas sudah sepi hanya tertinggal satu orang didalamnya. Dan orang itu adalah Rendy. Aku melihat kearahnya, begitu juga dia melihatku. Lalu dia mengambil tas aku dan memberikannya kepadaku. Aku masih terheran-heran, aku bingung apakah ini hanya mimpi. Tapi aku benar-benar bahagia, aku tidak mau semua ini berakhir. Keadaan menjadi semakin hening. Tapi keheningan itu tidak berlangsung lama. Rendy memecahkan kesunyian dengan berkata, “Aku.. Sebenarnya aku sudah menyukaimu dari dulu, aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu memasuki gerbang sekolah ini” . Apa?? kataku dalam hati. Ternyata dia yang menyukaiku lebih awal. Tapi kenapa dia malah berpacaran dengan cewek lain. Aku harus mempertanyakan hal itu, kataku dalam hati. Tapi sekali lagi, ketika aku akan bertanya kepadanya, dia langsung mengatakan sesuatu kepadaku yang membuat aku tidak jadi untuk bertanya.
“Kamu gak usah memikirkan tentang cewek aku, sekarang dia bukan pacarku lagi. Kami sudah lama putus” kata Rendy.
Kenapa sepertinya dia bisa membaca isi hatiku. Aku tidak mengatakan apapun sejak tadi, tapi dia sudah menjawab semua pertanyaanku.
“Tapi, untuk apa kamu mengatakan hal itu kepadaku. Kenapa kamu mengatakan kamu menyukaiku” kataku.
“Kenapa?? Kamu tidak menyukaiku?” jawab Rendy.
“Bukan, tidak seperti itu. Tapi aku rasa semuanya akan percuma. Karena besok kamu akan ke Amerika” kataku.
“Apa? Dari mana kamu tahu hal itu” kata Rendy.
“Rika yang mengatakannya kepadaku. Jadi aku sudah memutuskan untuk mengubur cinta ini. Walaupun memang kamu adalah satu-satunya cowok yang ada di hatiku selamanya” jawabku.
“Angel. Semua itu memang benar, aku memang pada awalnya akan ke Amerika. Tapi papa aku merubah pikirannya, dan aku juga gak tahu kenapa” kata Rendy.
“Benarkah itu??” jawabku.
“Iya Angel, jadi kamu gak punya alasan untuk menghapus cinta kamu untukku” kata Rendy.
Aku hanya tersipu malu, aku tertunduk. Aku benar-benar bahagia. Aku tidak sanggup menatap matanya.
“Angel, kamu mau kan jadi pacar aku?” kata Rendy.
Apa, aku tidak percaya dia baru saja mengatakan hal itu. Aku menatapnya, tapi tidak mampu mengatakan apa-apa. Aku hanya mengangguk, pertanda aku menerimanya.
“Benarkah, kamu menerimaku” kata Rendy. Aku pun mengangguk sekali lagi dan berkata “Iya”.
Setelah mendengar perkataanku, Rendy langsung memelukku dengan sangat erat. Aku dan dia sangat bahagia. Aku berkata dalam hati,”apakah ini akhir dari cinta sepihak yang kujalani selama ini? Iya aku pikir inilah akhirnya”.

0 komentar:

Posting Komentar